BAHAYA MSG: Mengapa MSG Bikin Gemuk?

Diposting oleh Kaldu Non-MSG on Selasa, 22 Juni 2010

Penasaran dengan postingan sebelum ini, "Hati-hati, MSG Bikin Gemuk"? Nah, simak pemaparan berikut mengapa MSG bikin gemuk. Ternyata, ada penjelasan ilmiahnya, lho.

Begini penuturan seorang peneliti: “Pada studi dengan manusia, MSG secara langsung menstimulasi pankreas untuk bekerja tiga kali lebih keras dalam memproduksi insulin. Kadar insulin yang berlebihan dan tak wajar ini langsung beredar ke darah, mengikat gula dan mengubahnya menjadi lemak. Beberapa jam setelah Anda mengonsumsi MSG, kelebihan insulin (yang diakibatkan MSG) akan mengakibatkan penurunan kadar gula darah secara drastis sehingga mengakibatkan Anda merasa lelah, lemas, dan bahkan lapar lagi. Pada percobaan dengan hewan, kelebihan insulin ini mengakibatkan hiperinsulinemia: overproduksi insulin dalam waktu berkepanjangan. Pankreas menjadi hilang kendali sehingga tubuh memproduksi sel-sel T untuk mematikannya.”

Maka, tak heran kalau kita merasa keenakan saat menyantap masakan yang diberi MSG. Rasa gurih dan sedap bikin pengen nambah terus. Jadi seperti "kecanduan". Begitu juga pada kebanyakan junk food (makanan siap saji) yang sering kita konsumsi. Bikin kita merasa “ketagihan” terus. Ada yang bilang pemberian MSG pada junk food merupakan bentuk kapitalis industri pangan. Menurut Glutamate Association di Amerika Serikat, sederhana saja alasan penambahan MSG ini pada makanan: studi telah menunjukkan bahwa menambahkan MSG pada beberapa makanan tertentu, seperti sup atau kentang halus, mengakibatkan orang “ketagihan” sehingga meningkatkan jumlah konsumsinya terhadap makanan tersebut. Peningkatan konsumsi berarti peningkatan jumlah pembelian, dan keuntungan bagi perusahaan.

Glutamat adalah asam amino yang dapat merangsang hampir setiap organ tubuh, terutama otak. Glutamat secara alami terdapat dalam jumlah hanya sekian milligram pada beberapa produk pertanian. Namun sekarang dapat kita peroleh dengan mudah secara sintetis dalam jumlah bergram-gram. Terlalu banyak glutamat dalam otak dapat menstimulasi berlebihan saraf-saraf di sana, mengakibatkan saraf-saraf tersebut mati. Banyak orang yang menderita sakit kepala kronis atau migrain kronis akibat mengonsumsi terlalu banyak MSG.

Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi pada orang dewasa. Lalu bagaimana dengan anak-anak dan bahkan janin?

John Erb, penulis buku The Slow Poisoning of America, menyatakan hipotesisnya mengenai akibat terlalu banyak MSG pada janin ketika ia diundang untuk mengikuti Konferensi Defeat Autism Now di Washington DC. Ia melaporkan bahwa MSG dapat berdampak pada janin sebelum usia janin itu mencapai sebulan. Hal ini karena saat itu barrier plasenta belum terbentuk sempurna dan akhirnya embrio menerima seluruh zat kimia yang dikonsumsi ibunya melalui peredaran darah. Pada bulan pertama ini otak sedang terbentuk dan glutamat dapat memicunya menderita ADHD (hiperaktivitas) atau yang terburuk, autisme. Walau hal ini kemudian disepakati para ahli pada konferensi itu, namun masih sebatas hipotesis dan memerlukan studi lebih lanjut.

Saya pernah terheran-heran melihat beberapa bungkus vetsin tersimpan rapi di toples bumbu dapur (padahal, ibu saya mengaku udah nggak pernah pakai vetsin alias MSG lagi buat memasak). Setelah saya tanya, ternyata vetsin itu bukan buat memasak, namun untuk dicampur ke air penyiram tanaman. Katanya sih, bisa bikin tanaman tumbuh subur. Dari yang saya baca, tanaman yang diberi "pupuk" MSG bisa tumbuh dua kali lebih besar hanya dalam hitungan hari. Ini berarti MSG mampu menumbuhkan atau merangsang pertumbuhan sel secara abnormal. Makanya tak heran juga banyak orang yang terbiasa menyantap makanan yang mengandung MSG dapat terserang penyakit tumor atau kanker.

Gimana, masih mau masak dengan MSG? Semua itu barulah secuil dari efek samping MSG yang telah banyak diketahui dan dilakukan penelitiannya. Untuk apa memanjakan lidah tapi menyengsarakan hidup (dan bahkan anak-anak) kita? Tapi jangan khawatir, memasak tanpa MSG bukan berarti masakan kita jadi gak sedap kok. Tinggal kita akali saja dengan menambahkan garam, gula, dan bawang putih secukupnya-disamping penambahan bumbu-bumbu dapur lainnya tentunya.

Dan kabar baiknya lagi, sekarang kan sudah ada penyedap rasa alami: Kaldu Non MSG "AlSultan". Semula diproduksi dan dipasarkan di Australia yang terkenal ketat soal standar keamanan pangan. Penyedap rasa Non MSG "AlSultan" kini hadir di Indonesia, telah bersertifikat HALAL MUI dan izin Depkes RI.

Yuk, beralih ke penyedap rasa alami!

DICARI AGEN SE-INDONESIA! INFO KEAGENAN: 081-999-548-688.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar